Sabtu, 30 Juni 2012

makalah perkembangan peserta didik



PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa. Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentuPerkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang.
Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.
Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa.
Aspek aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
REMAJA TENGAH
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
            Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Masalahnya masih berkisar pada rasa tanggung jawab yang harus mereka pikul sendiri, dengan sendirinya nilai sosial yang terbawa-bawa sebagai masalah, karena mereka mulai meragukan tentang apa yang disebut baik dan yang buruk dan ingin membentuk nilai mereka sendiri, mereka sering bertukar pendapat dengan teman-teman untuk menemukan perbedaan antara apa yang disebut baik dan yang disebut buruk, dan untuk menguraikan serba relatifnya apa yang salah dan apa yang benar, terhadap para orang tua mereka sering protes terhadap hal ini, terutama kalau orang tua ingin memaksa mereka untuk menurut nilai-nilai yang sudah umum, Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda. protes-protes ini kadang-kadang dibawakan dengan bersemangat sehingga dapat menakutkan orang tua yang tidak biasa mendapat pertentangan dari putra-putrinya.
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat,tubuhnya menjadi pusat perhatian terutama mengenai ciri-ciri yang mungkin menunjukkan keabnormalan. Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya "ketidaknormalan" yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya. Masturbasi dilakukan oleh hampir anak remaja dan hal ini tentunya membawa masalah-masalah pula seperti perasaan salah, ketakutan bahwa mereka akan menjadi abnormal dan seterusnya. Perhatian yang berlebihan terhadap tubuhnya dapat pula menyebabkan gejala “ Hipokondria “ yaitu merasa adanya penyakit  sedangkan secara fisik tidak ada penyakit sama sekali, hal ini menyebabkan bahwa mereka sering pergi ke dokter atau menggunakan obat-obat yanh tidak perlu.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan bereskplorasi. Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
  1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  2. Ketidakstabilan emosi.
  3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  7. Senang bereksperimentasi.
  8. Senang bereksplorasi.
  9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

REMAJA AKHIR
Dalam periode ini yang berlangsung dari umur 18-21 tahun si remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa,para orang tua dan masyarakat juga memberikan kepercayaan yang selayaknya. Sebagai contoh misalnya mereka memiliki SIM, sudah boleh ikut PEMILU dan sebagainya. Hubungan sosial dan hubungan seksual mulai menjadi hubungan yang tetap, mereka sudah dapat menerima tubuh yang berubah itu dan telah mempunyai identitas seksual yang kuat ini berarti bahwa laki-laki sudah jelas menunjukkan kepriaannya. Sedangkan anak gadis jelas menunjukkan kewanitaannya dan tidak lagi terombang-ambing antara kedua jenis itu.

Jumat, 29 Juni 2012

makalah profesi pendidikan


                                                                            BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, guru memegang peranan penting dan strategis. Seorang guru diharapkan dapat berkomunikasi , pandai mengasuh dan menjadi teman belajar bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembang. Terjalinnya komunikasi antar guru dan siswa, serta siswa dengan siswa, tidak bisa dilepaskan dari cara guru tersebut menciptakan suasana belajar – mengajaryang efektif. Ia harus mampu membangun motivasi siswa, melibatkan siswa dalam proses belajar – mengajar serta pandai menarik perhatian siswa.
Sikap profesional seorang guru dapat menumbuhkan konsep diri positif para siswa. Bila tepat aplikasinya, para siswa lambat laun menjadi manusia yang dapat memandang dirinya secara positif. Tapi kenyataan berkata lain, sikap keguruan dari calon guru dewasa ini seolah –olah berkembang dengan sendirinya sebagai hasil sampingan (efek penggiring ) dari apa yang telah dipelajarinya. Akibatnya sikap keguruan para guru banyak yang belum muncul , padahal sikap merupakan salah satu unsur yang penting dalam mengajar.
Penguasaan kecerdasan Spiritual, emosional dan intelektual dari calon guru banyak yang salah kaprah, bahkan terkesan banyak yang menghindari penerapan ketiga komponen kecerdasan ini, akibatnya pengelolaan kelas begitu kering, tanpa makna, dan minim kreatifitas.
Melihat begitu pentingnya sikap bagi seorang guru, maka judul yang kami angkat ini membahas bagaimana kita dapat mengetahui, melakukan dan menjadi (to know, to do dan to be ) seorang guru masa depan yang powerful dan menjadi idola. Bisa menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan modalitas karakter kepribadian yang unik dari setiap siswanya. Mengenali lebih dekat kecerdasan emosional dan spiritual dan bagaimana melejitkannya, mengkoneksikan dan mensinergikan dalam aktivitas sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, saya ingin mencuatkan hal-hal yang berpedoman pada kecerdasan Spiritual , emosional dan intelektual. Ini menyiratkan bahwa makalah ini bisa jadi spesifikasinya lebih ke psikologi dan nilai – nilai SEI Quetient ( kecerdasan spiritual,emotional,intelektual). Dan pasti akan membahas hal ‘berbeda’ dengan dengan isi diktat Profesi pendidikan, dengan tujuan makalah ini sebagai ‘pengayaan’ dalam segi Spiritual, emosional dan intelektual. Secara garis besar pembahasan makalah ini merupakan bagian dari pengembangan sikap keprofesionalan seorang guru.

C.Tujuan Masalah
Makalah ini bertujuan agar kita para calon pendidik dapat benar-benar memahami fungsi dan tugas kita sebagai pendidik, dan bagaimana cara kita bersikap baik kepada siswa, maupun lingkungan luar. Selain itu, seorang calon guru dapat menjadikan makalah ini untuk men check in apakah dirinya sudah memiliki sikap yang profesional atau malah mengkoleksi sikap yang merusak, semoga ini bisa membantu kita sebagai calon guru nantinya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Profesi Guru
Menurut Kartadinatap profesi guru adalah orang yang Memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan.
Makagiansar, M.1996 Profesi Guru adalah orang yang Memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh keguruan pendidikan tertentu.
Nasanius, Y. 1998 mengatakan profesi guru yaitu kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain: (a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih (b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan kemanusiaan yang dimiliki, (c) sebagai petugas kemashalakatkatan dengan fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.
                Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
                Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas.
                    Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
                    Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi. Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua. Berdasarkan kenyataan yang ada, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal, diantaranya sertifikasi guru. Dengan adanya program sertifikasi tersebut, kualitas mengajar guru akan lebih baik.

1.Guru Sebagai Pendidik
Guru sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan bangsa. Tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat, maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian besar bergantung pada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru-guru. Makin tinggi pendidikan guru, makin baik pula mutu pendidikan dan pengajaran yang diterima anak, dan makin tinggi pula derajat masyarakat. Oleh sebab itu guru harus berkeyakinan dan bangga bahwa ia dapat menjalankan tugas itu dan berusaha menjalankan tugas kewajiban sebaiknya sehingga dengan demikian masyarakat menginsafi sungguh-sungguh betapa berat mulianya pekerjaan guru.
Pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat dan negara maupun ditinjau dari sudut keagamaan. Tugas seorang guru tidak hanya mendidik. Maka, untuk melaksanakan tugas sebagai guru tidak sembarang orang dapat menjalankannya. Sebagai guru yang baik harus memenuhi syarat, yang ada dalam undang-undang No. 12 Tahun 1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
a.        Berijazah,
b.      Sehat jasmani dan rohani,
c.        Takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik,
d.      Bertanggungjawab,
e.      Berjiwa nasional.
Disamping syarat-syarat tersebut, tentunya masih ada syarat-syarat lain yang harus dimiliki guru jika kita menghendaki agar tugas atau pekerjaan guru mendatangkan hasil yang lebih baik. Salah satu syarat diatas adalah guru harus berkelakuan baik, maka didalamnya terkandung segala sikap, watak dan sifat-sifat yang baik. Beberapa sikap dan sifat yang sangat penting bagi guru adalah sebagai berikut:
1.1   Adil
Seorang guru harus adil dalam memperlakukan anak-anak didik harus dengan cara yang sama, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak.
1.2    Percaya dan suka terhadap murid-muridnya
Seorang guru harus percaya terhadap anak didiknya. Ini berarti bahwa guru harus mengakui bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah hal yang buruk.
1.3    Sabar dan rela berkorban
Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan apalagi pekerjaan guru sebagai pendidik. Sifat sabar perlu dimiliki guru baik dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti jerih payahnya.
1.4    Memiliki Perbawa (gezag) terhadap anak-anak
Gezag adalah kewibawaan. Tanpa adanya gezag pada pendidik tidak mungkin pendidikan itu masuk ke dalam sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan, murid-murid hanya akan menuruti kehendak dan perintah gurunya karena takut atau paksaan; jadi bukan karena keinsyafan atau karena kesadaran dalam dirinya.
1.5   Penggembira
Seorang guru hendaklah memiliki sifat tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa bagi murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru, antara lain akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas bosan atau lelah. Sifat humor yang pada tempatnya merupakan pertolongan untuk memberi gambaran yang betul dari beberapa pelajaran. Yang penting lagi adalah humor dapat mendekatkan guru dengan muridnya, seolah-olah tidak ada perbedaan umur, kekuasaan dan perseorangan. Dilihat dari sudut psikologi, setiap orang atau manusia mempunyai 2 naluri (insting) :
(1) naluri untuk berkelompok,
(2) naluri suka bermain-main bersama. Kedua naluri itu dapat kita gunakan secara bijaksana dalam tiap-tiap mata pelajaran, hasilnya akan baik dan berlipat ganda.


1.6   Bersikap baik terhadap guru-guru lain
Suasana baik diantara guru-guru nyata dari pergaulan ramah-tamah mereka di dalam dan di luar sekolah, mereka saling menolong dan kunjung mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan keluarga besar, keluarga sekolah. Terhadap anak-anak, guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya. Bertindaklah bijaksana jika ada anak-anak atau kelas yang mengajukan kekurangan atau keburukan seorang guru kepada guru lain.
B.      Kode etik guru
Sebagai kalangan profesional, sudah waktunya guru Indonesia memiliki kode etik dan sumpah profesi. Guru juga harus memiliki kemampuan sesuai dengan standar minimal sehingga nantinya “tidak malapraktik” ketika mengajar.
Direktur Program Pascasarjana Uninus, Prof. Dr. H. Achmad Sanusi, M.P.A., menyatakan hal itu di ruang kerjanya Jln. Soekarno-Hatta, Kamis (4/10). “Dibandingkan dengan profesi lain seperti dokter, guru masih tertinggal karena belum memiliki sumpah dan kode etik guru,” katanya.
Adanya sumpah profesi dan kode etik guru, menurut Achmad Sanusi, sebagai rambu-rambu, rem, dan pedoman dalam tindakan guru khususnya saat kegiatan mengajar. Alasannya, guru harus bertanggung jawab dengan profesi maupun hasil dari pengajaran yang ia berikan kepada siswa. Jangan sampai terjadi malapraktik pendidikan.

KODE ETIK GURU INDONESIA
  1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila
  2. Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional
  3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
  4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
  5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
  6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu da martabat profesinya
  7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanana nasional
  8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
  9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional,yang memiliki ciri-ciri antara lain :

1.       Ahli di Bidang teori dan Praktek Keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik.
2.       Senang memasuki organisasi Profesi Keguruan. Suatu pekerjaan dikatakan sebagai jabatan profesi salah satu syaratnya adalah pekerjaan itu memiliki organiasi profesi dan anggota-anggotanya senang memasuki organisasi profesi tersebut. Guru sebagai jabatan profesional seharusnya guru memiliki organisasi ini. Fungsi organisasi profesi selain untuk menlindungi kepentingan anggotanya juga sebagai dinamisator dan motivator anggota untuk mencapai karir yang lebih baik (Kartadinata dalam Meter, 1999). Konsekuensinya organisasi profesi turut mengontrol kinerja anggota, bagaimana para anggota dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. PGRI sebagai salah satu organisasi guru di Indonesia memiliki fungsi
  • Menyatukan seluruh kekuatan dalam satu wadah,
  • Mengusahakan adanya satu kesatuan langkah dan tindakan, 
  • Melindungi kepentingan anggotanya, 
  • Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan para anggotanya, 
  • Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan 
  • Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran baik administratif maupun psychologis.
B.      Saran
Sebagai seorang guru kita harus menjaga etika profesi. Tidak silau uang karena suatu pendidikan bukan suatu sarana untuk menciptakan uang karena para orang tua mulai tidak percaya dengan suatu lembaga pendidikan. Mari menjadi guru yang professional Sesuai ajaran ki hajar dewantara, pendiri perguruan taman siswa yang juga tokoh pendidikan nasional, guru harus bersikap ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Artinya, guru harus mampu memberi contoh di depan bagi siswanya, mampu menciptakan peluang bagi siswanya untuk berkreasi, dan di belakang ia mampu memberikan dorongan bagi siswanya untuk maju dan berkembang sesuai dengan potensi diri.
Kesejahteraan guru dalam hal ekonomi dan pengetahuan, terutama untuk guru di sekolah negeri (mestinya juga dalam skala tertentu untuk sekolah swasta), memang adalah tanggung jawab negara, bukan tanggung jawab orang tua murid. Orang tua murid bisa diminta partisipasi,tetapi porsinya harus tetap kecil.



DAFTAR PUSTAKA

-----------, 2006. Undang Undang No.14 tahun 2005 pendidikan nasional Indonesia , Jakarta: Depdiknas RI

-----------, 2003. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 manajemen pendidikan , Jakarta: Depdiknas RI

http://makalahfrofesikependidikan.blogspot.com/2010/07/makalah-profesi-guru.html

-----------,2002. Masalah manajemen pendidikan di Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Ditjen Dikdasmen - Dik menum.

Wanto, 2005. manajemen dan pendidikan, Surabaya; Tabloid Nyata IV Desember



makalah uji zat warna

I.              Judul Percobaan
          Kandungan Kimia dalam Bahan makanan dan Uji Zat Warna
II.           Tujuan Percobaan
1.      Mengamati kandungan bahan kimia dalam makanan dan minuman ringan
2.      Menguji zat warna pada saus jajanan yang di jual di pasaran
III.    Dasar Teori
            Kromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan senyawa-senyawa organic,dan anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senywa-sentawa yang sejenis. Pada tahun 1941 Martin dan Synge mengembangkan kromatogrfi partisi sedangkan Gordon menemukan kramotografi kertas. Kromatografi partisi terutama dilakukan pada kromatografi kertas. (S.M.Khopkhar, 2007)
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda
akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas. Fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah kertas serap yng sangat sesuai. (www.kimia.lipi.go.id)
Di tahun 1903 Tswett menentukan teknik kromotgrafi. Tnik ini bermanfaat sebagai cara untuk menguraikan campuran. Dalam kromotgrafi, komponen-komponen terdistribusi dalam du fase. Salah satu fase diam. Transef massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serp pada permukan partikel-partikel atau terserap did lm pori-pori partikel tau terbagi ke dalam sejumlah cairn yang terikat pada permukan atau di dalam pori. Ini adalah sorpsi (penyerapkan). Laju perpindahan suatu molekul zat terlarut tertentu di dalam kolom tau lapisan tipis zat penyerap secara langsung berhubungann dengan bagian molekul-molekul tersebut did lam fase bergerak dan fase diam. Jika perbedaan gerak sepanjang kolom dengan laju yang tergantung pada karekteristik masing-masing penyerapan. Jika di pisahkan terjadi masing-masing komponen keluar dri kolom pada interval waktu yang berbeda, mengingat bahea proses keseluruhannya dalah fenomena migrsi secra diferensial yng dihasilkan oleh tenaga pendorong tidak selektif berupa aliran fase gerak. (S.M.Khopkar)
 Kromatogram Kertas
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah. .Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Ditinjau dari sistem pelarut yamg digunakan dalam kromatografi partisii, dikenal tiga kategori sebagai: a. fase dan berair. (aqueous), b. fase diam pelarut organic hidrofilik, dan c. fase diam pelrut organic hidrofobik seperti digunakan dalam RPPC.
Teknik Kromotografi Kertas
Proses pengeluaran asam mineral kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia diletakkan di dalam ruang yang sudah dijenuhkan dengna iar atau dengan pelarut yamg sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Terdapat tiga teknik pelaksanaan analisis. Descending adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak memenuhi kertas akibat gravitsi. Pada teknik ascending; pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi-kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5 C. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pekerjaan yang parallel, Rf nya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02.

IV.    Alat dan Bahan
No
Alat
Bahan
1
Penggaris
Kertassaring
2
baskom
air
3
Stopwatch
Saus ( ABC, Fried chicken, dll )
4
Kamera(handphone)


V.      Prosedur Percobaan
A. Percobaan Pertama
1. Di ambil sampel dari berbagaij enis makanan.
2. Di catat bahan kandungan zat kimia dalam makanan tersebut.
B. Percobaan Kedua
1. Kertas saring dilipat menjadi dua.
2. Zat pewarna diteteskan diujung kertas rembesan.
3. Teteskan pada kertas saring zat pewarna pembanding yang cocok
4.  Celupkan kertas saring yang sudahditeteskan zat pewarna kedalam air tanpa mengenai zat yang di uji.
5. Biarkan air menyerap sampai ujung atas kertas saring.
6. Diamkan dan keringkan di udara pada suhu kamar, amati bercak-bercak yang timbul.
VI. Hasil Pengamatan

GAMBAR HASIL PERCOBAAN:
Rectangular Callout: 4Rectangular Callout: 3Rectangular Callout: 2Rectangular Callout: 1
Keterangan :
1.      Sedikitmenyebar.
2.      Sedikitmenyebar
3.      Tidakmenyebar
4.      Menyebar

VII. Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa suatu sampel bergerak dengan jarak melebihi jarak yang ditempuh oleh pelarut, maka ada komponen lain yang terkandung dalam sampel selain pelarut. Jarak yang ditempuh suatu senyawa dipengaruhi oleh kelarutan senyawa dalam pelarut serta kemampuan senyawa untuk terperangkap didalam fase diam. Terperangkapnya suatu senyawa kedalam fase diam dinamakan dengan penjerapan. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan. Penjerapan bersifat tidak permanen yang ditandai dengan adanya pergerakan yang bersifat tetap dari molekul antara bagian senyawa yang terjerap pada permukaan kertassaring dan bagian senyawa yang kembali pada larutan dalam pelarut.
Padasampel 1 dan 2 senyawa dalam sampel kurang menunjukkan pergerakan karena jumlahnya yang sedikit. Jumlah sampel yang sedikit akan memberikan pergerakan yang sedikit pula karena ada sebagian dari senyawa yang terperangkap serta bagian yang akan kembali pada larutan dalam pelarut. Selain itu, sampel dianggap mengandung ikatan hydrogen yang akan menyebabkan senyawa banyak yang terjerap. Dalam jumlah yang minim dan banyaknya bagian senyawa yang terjerap merupakan penyebab utama dari tidak adanya pergerakan dari sampel.
Namun apabila sampel yang ditempelkan terlalu banyak, maka akan menimbulkan suatu kondisi yang dinamakan tailing atau munculnya ekor. Tailing atau ekor disebabkan oleh aftinitas mol zat pada bahan penyerap yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan fase bergerak untuk membawa zat- zat tersebut sehingga banyak bagian dari zat tersebut yang akan tertinggal di fase tetap, sepertipadasampel 4.
Namun tailing dapat diatasi dengan cara melarutkan kembali zat- zat yang terserap kuat pada fase tetap dengan asam atau dengan melakukan elusi secara bertahap dengan fase bergerak yang semakin polar. Pemakaian fase bergerak yang semakin polar akan berdampak pada perambatan fase yang semakin cepat. Namun apabila fase tetap yang digunakan bersifat sangat polar justru akan memperlambat perambatan zat.


VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa metode analisis yang digunakan adalah metode kromatografi kertas yang menggunakan fase diam berupa padat ( kertassaring ) dan fase bergerak berupa cair dengan prinsip absorbsi. Dari hasil praktikum, jarak yang ditempuh suatu senyawa dipengaruhi oleh kelarutan senyawa dalam pelarut serta kemampuan senyawa untuk terperangkap didalam fase diam ( dipengaruhi oleh ikatan hydrogen dalam sampel ).
Selain itu, diameter pembetukan noda atau banyaknya sampel yang ditempelkan juga sangat berpengaruh terhadap hasil. Apabila nodanya terlalu kecil atau sedikit, maka yang terjadi adalah tidak ada pergerakan dan dari sampel mengandung sedikit zat pewarna. Sedangkan noda yang dibuat terlalu besar akan menyebabkan kondisi tailing yang berartidarisampelmengandungbanyakzatpewarna.



DAFTAR PUSTAKA
Anonyma. 2010. Kromatografi Lapis Tipis. Available athttp://www.chem-is-try.org/?sect=belajar ( diakses pada tanggal 6 Juni 2011 pukul 15.00 WIB )

Joslyn, M. A. 1970. Methods in Food Analysis 2nd Edition. Academic Press : New York and London.

Kantasubrata, Julia. 1993. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi Kimia Analitik : Pusat Penelitian Kimia LIPI

Kurniawan, Yahya. 2008. Pengaruh Jumlah Umpan Dan Laju Alir Eluen Pada Pemisahan Sukrosa Dari Tetes Tebu Secara Kromatografi. Available at http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/jid/vol5no1/yahya.pdf ( diakses pada tanggal 6 Juni 2011 pukul 15.30 WIB )

Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.


let's singing


Menyanyi juga satu bentuk latihan spelling English loh……..
Soo Try to Enjoy and let’s singing this Song……….
Klo ada gitar Bolehlahh,,,,,,!!!!! CoZ’ Lagunya Enak banget di denger,,
Terutama BwaT yang LagE jaTuh CintA…. Hehehehe!!!!

“ Bruno Mars”
“Just The Way You Are”
            Intro : D Bm G D
D
Oh her eyes, her eyes, make the stars look like they’re not shining
Bm
Her hair, her hair, falls perfectly without her trying
G D
She’s so beautiful, and I tell her every day

D
Yeah, I know, I know when I compliment her she wont believe me
Bm
And its so, its so, sad to think she don’t see what I see
G D
But every time she asks me do I look Okay I say
Chorus :
D Bm
When I see your face, there’s not a thing that I would change
G D
Cause you’re amazing, just the way you are
D Bm
And when you smile, the whole world stops and stares for a while
G D
Cause girl you’re amazing, just the way you are

D
Her lips, her lips, I could kiss them all day if she’d let me
Bm
Her laugh, her laugh she hates but I think It’s so sexy
G D
She’s so beautiful, and I tell her every day

D
Oh you know, you know, you know, I’d never ask you to change
Bm
If perfect is what you’re searching for, then just stay the same
G D
So, don’t even bother asking if you look okay, you know I say
(Chorus….)

D Bm
The way you are, the way you are
G D
Girl you’re  amazing Just the way you are