I.
Judul Percobaan
Kandungan Kimia dalam
Bahan
makanan
dan
Uji
Zat
Warna
II.
Tujuan Percobaan
1.
Mengamati
kandungan
bahan
kimia
dalam
makanan
dan
minuman
ringan
2.
Menguji
zat
warna
pada
saus
jajanan yang di jual di
pasaran
III. Dasar Teori
Kromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian
dan pemisahan senyawa-senyawa organic,dan anorganik. Metode ini berguna untuk
fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senywa-sentawa yang sejenis.
Pada tahun 1941 Martin dan Synge mengembangkan kromatogrfi partisi sedangkan
Gordon menemukan kramotografi kertas. Kromatografi partisi terutama dilakukan
pada kromatografi kertas. (S.M.Khopkhar, 2007)
Kromatografi
digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi
komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip
yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa
padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan
atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen
dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda
akan
bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas. Fase diam
adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah kertas serap yng
sangat sesuai. (www.kimia.lipi.go.id)
Di tahun 1903 Tswett menentukan teknik kromotgrafi. Tnik ini
bermanfaat sebagai cara untuk menguraikan campuran. Dalam kromotgrafi,
komponen-komponen terdistribusi dalam du fase. Salah satu fase diam. Transef
massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran
serp pada permukan partikel-partikel atau terserap did lm pori-pori partikel
tau terbagi ke dalam sejumlah cairn yang terikat pada permukan atau di dalam
pori. Ini adalah sorpsi (penyerapkan). Laju perpindahan suatu molekul zat
terlarut tertentu di dalam kolom tau lapisan tipis zat penyerap secara langsung
berhubungann dengan bagian molekul-molekul tersebut did lam fase bergerak dan
fase diam. Jika perbedaan gerak sepanjang kolom dengan laju yang tergantung
pada karekteristik masing-masing penyerapan. Jika di pisahkan terjadi
masing-masing komponen keluar dri kolom pada interval waktu yang berbeda,
mengingat bahea proses keseluruhannya dalah fenomena migrsi secra diferensial
yng dihasilkan oleh tenaga pendorong tidak selektif berupa aliran fase gerak.
(S.M.Khopkar)
Kromatogram Kertas
Kertas
digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut
yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah
garis pada bercak diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci
bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak kemungkinan untuk
mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar. Kadang-kadang kertas hanya
digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada
bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada
bawah wadah. .Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa
astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara
dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan
pergerakan pelarut pada kertas.Karena pelarut bergerak lambat pada kertas,
komponen-komponen yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang
berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Ditinjau
dari sistem pelarut yamg digunakan dalam kromatografi partisii, dikenal tiga
kategori sebagai: a. fase dan berair. (aqueous), b. fase diam pelarut
organic hidrofilik, dan c. fase diam pelrut organic hidrofobik seperti
digunakan dalam RPPC.
Teknik Kromotografi Kertas
Proses
pengeluaran asam mineral kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada
kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu ujung
kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia
diletakkan di dalam ruang yang sudah dijenuhkan dengna iar atau dengan pelarut
yamg sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Terdapat tiga
teknik pelaksanaan analisis. Descending adalah salah satu teknik di mana
cairan dibiarkan bergerak memenuhi kertas akibat gravitsi. Pada teknik
ascending; pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama
baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga
dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi-kondisi
berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel.
Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5 C. Kertas harus didiamkan dahulu
paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan
sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pekerjaan yang
parallel, Rf nya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02.
IV. Alat dan Bahan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Penggaris
|
Kertassaring
|
2
|
baskom
|
air
|
3
|
Stopwatch
|
Saus ( ABC, Fried chicken, dll )
|
4
|
Kamera(handphone)
|
|
V. Prosedur Percobaan
A.
Percobaan Pertama
1. Di ambilsampeldariberbagaijenismakanan.
2. Di catatbahankandunganzatkimiadalammakanantersebut.
B.
PercobaanKedua
1. Kertassaringdilipatmenjadidua.
2. Zatpewarnaditeteskandiujungkertasrembesan.
3. Teteskanpadakertassaringzatpewarnapembanding yang
cocok
4. Celupkankertassaring yang
sudahditeteskanzatpewarnakedalam air tanpamengenaizat yang di uji.
5. Biarkan air menyerapsampaiujungataskertassaring.
6. Diamkandankeringkan di udarapadasuhukamar,
amatibercak-bercak yang timbul.
VI. HasilPengamatan
GAMBAR HASIL PERCOBAAN:
Keterangan :
1. Sedikitmenyebar.
2. Sedikitmenyebar
3. Tidakmenyebar
4.
Menyebar
VII. Pembahasan
Berdasarkanhasilpercobaan
yang telahdilakukan, dapatdiketahuibahwasuatu sampel bergerak dengan jarak melebihi jarak yang ditempuh
oleh pelarut, maka ada komponen lain yang terkandung dalam sampel selain
pelarut. Jarak
yang ditempuh suatu senyawa dipengaruhi oleh kelarutan senyawa dalam pelarut
serta kemampuan senyawa untuk terperangkap didalam fase diam. Terperangkapnya
suatu senyawa kedalam fase diam dinamakan dengan penjerapan. Penjerapan
merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan.
Penjerapan bersifat tidak permanen yang ditandai dengan adanya pergerakan yang
bersifat tetap dari molekul antara bagian senyawa yang terjerap pada permukaan kertassaring dan bagian senyawa yang kembali
pada larutan dalam pelarut.
Padasampel 1
dan 2 senyawa dalam sampel kurang
menunjukkan pergerakan karena jumlahnya yang sedikit. Jumlah sampel yang
sedikit akan memberikan pergerakan yang sedikit pula karena ada sebagian dari
senyawa yang terperangkap serta bagian yang akan kembali pada larutan dalam
pelarut. Selain itu, sampel dianggap mengandung ikatan hydrogen yang akan
menyebabkan senyawa banyak yang terjerap. Dalam jumlah yang minim dan banyaknya
bagian senyawa yang terjerap merupakan penyebab utama dari tidak adanya
pergerakan dari sampel.
Namun apabila sampel yang ditempelkan terlalu banyak, maka
akan menimbulkan suatu kondisi yang dinamakan tailing atau munculnya ekor.
Tailing atau ekor disebabkan oleh aftinitas mol zat pada bahan penyerap yang
lebih besar dibandingkan dengan kemampuan fase bergerak untuk membawa zat- zat
tersebut sehingga banyak bagian dari zat tersebut yang akan tertinggal di fase
tetap, sepertipadasampel 4.
Namun tailing dapat diatasi dengan cara melarutkan kembali
zat- zat yang terserap kuat pada fase tetap dengan asam atau dengan melakukan
elusi secara bertahap dengan fase bergerak yang semakin polar. Pemakaian fase
bergerak yang semakin polar akan berdampak pada perambatan fase yang semakin
cepat. Namun apabila fase tetap yang digunakan bersifat sangat polar justru
akan memperlambat perambatan zat.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa metode analisis yang digunakan adalah metode kromatografi kertas yang menggunakan fase diam berupa
padat ( kertassaring ) dan fase bergerak berupa cair dengan prinsip absorbsi.
Dari hasil praktikum, jarak yang ditempuh suatu senyawa dipengaruhi oleh kelarutan
senyawa dalam pelarut serta kemampuan senyawa untuk terperangkap didalam fase
diam ( dipengaruhi oleh ikatan hydrogen dalam sampel ).
Selain itu, diameter pembetukan noda atau banyaknya sampel
yang ditempelkan juga sangat berpengaruh terhadap hasil. Apabila nodanya
terlalu kecil atau sedikit, maka yang terjadi adalah tidak ada pergerakandandarisampelmengandungsedikitzatpewarna. Sedangkan noda yang dibuat terlalu
besar akan menyebabkan kondisi tailing yang
berartidarisampelmengandungbanyakzatpewarna.
DAFTAR PUSTAKA
Anonyma.
2010. Kromatografi Lapis Tipis. Available athttp://www.chem-is-try.org/?sect=belajar ( diakses pada tanggal 6 Juni 2011 pukul 15.00 WIB )
Joslyn,
M. A. 1970. Methods in Food Analysis 2nd Edition. Academic Press :
New York and London.
Kantasubrata,
Julia. 1993. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi Kimia
Analitik : Pusat Penelitian Kimia LIPI
Kurniawan,
Yahya. 2008. Pengaruh Jumlah Umpan Dan Laju Alir Eluen Pada Pemisahan Sukrosa
Dari Tetes Tebu Secara Kromatografi. Available at http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/jid/vol5no1/yahya.pdf ( diakses pada tanggal 6 Juni 2011 pukul 15.30 WIB )
Sudarmadji, S., Haryono, B.,
Suhardi, 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty:
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar