Pengelolaan
merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan hendaknya
dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni
perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan
pengendalian.
Pada
dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus
memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan
kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium
selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan
kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.
Para
pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di
laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti
peraturan. Pada umumnya pengelola laboratorium di sekolah meliputi kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator laboratorium, penanggung jawab
laboratorium, dan laboran. Kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh
strategi pengelolaan yang meliputi beberapa aspek yaitu perencanaan, penataan,
pengadministrasian/inventarisasi, serta pengamanan,perawatan dan pengawasan.
Perencanaan bukan
sekedar mengatur kegiatan, melainkan juga menentukan indikator keberhasilan
dalam setiap tahapan dari kegiatan yang direncanakan. Dalam pengelolaan
laboratorium merencanakan kegiatan meliputi pelayanan praktikum,
penelitian, pengadaan peralatan dan kebutuhan bahan, optimalisasi sumber daya, mencari
sumber-sumber dana untuk kemandirian dan maintenance.
Perencanaan pengadaan peralatan merupakan hal yang sangat penting, terutama
dalam spesifikasi alat dan bahan. Ketika mengajukan alat, spesifikasi alat
hendaknya jangan mengacu pada katalog yang ada, melainkan pada spesifikasi apa
yang dibutuhkan. Kesalahan menentukan spesifikasi alat dan bahan mengakibatkan
biaya investasi menjadi tinggi. Jangan menentukan spesifikasi peralatan
dengan akurasi tinggi bila dalam pelaksanaannya nanti tidak diperlukan.
Demikian juga dengan bahan-bahan kimia, menggunakan bahan dengan tingkat
kemurnian tinggi merupakan pemborosan bila dalam prosesnya bukan merupakan
suatu kegiatan analisis. Spesifikasi hendaknya disusun berdasar pada
karakteristik kebutuhan, sarana yang ada dan ruang untuk penyimpanan. Selain
itu dalam pengadaan alat harus bisa dijamin adanya tenaga yang mampu
mengoperasionalkan alat. Jangan merencanakan pengadaan alat yang tidak ada
tenaga yang akan mengoperasikannya. Apabila memang dibutuhkan maka harus
dilakukan training yang relevan dengan penggunaan alat.
Alat
berkualitas baik tidak mudah rusak sehingga dapat berfungsi dalam waktu yang
lama. Tidaklah mudah bagi guru menetapkan suatu alat itu berkualitas baik,
kecuali alat-alat strukturnya bersifat statis dan sederhana seperti statif,
mistar, klem, bosshed, dan sejenisnya yang tidak bergerak. Alat-alat bergerak
seperti kereta dinamika, pemusing atau (centriefuge), pewaktu ketik, dan
pembangkit getaran, alat-alat ukur listrik dan alat-alat ukur. Yang kualitasnya
ditinjau dari segi ketahananya, hanya dapat diketahui setelah digunakan dalam
waktu yang lama. Dalam hal seperti ini yang dapat dilakukan guru ialah mencari
tahu tentang ”reputasi” pembuatannya atau pemasoknya dimasa-masa lalu, lalu
mendasarkan pemukiranny atas informasi tersebut. Kaulitas alat ditinjau dari
segi ketelitiannya dapat dinilai segera, jika ada standard yang dapat digunakan
sebagai pembanding. Dengan standard disini dimaksud alat yang sudah diketahui
berketelitian baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar